SPANNING TREE PROTOCOL (STP)





Pengertian

Spanning Tree Protocol atau disingkat STP adalah protokol yang berfungsi untuk mencegah terjadinya looping pada proses pengiriman data. STP biasanya digunakan jika switch memiliki dua jalur atau lebih untuk menuju ke satu tujuan yang sama.

Tugas utama STP adalah menghentikan terjadinya loop-loop network pada network layer 2 (bridge atau switch). STP secara terus menerus memonitor network untuk menemukan semua link, memastikan bahwa tidak ada loop yang terjadi dengan cara mematikan semua link yang redundant. STP menggunakan algoritma yang disebut spanning-tree algorithm (STA) untuk menciptakan sebuah topologi database, kemudian mencari dan menghancurkan link-link redundant. Dengan menjalankan STP, frame frame hanya akan diteruskan pada link-link utama yang dipilih oleh STP.

STP akan melakukan blocking terhadap satu atau beberapa port sehingga nantinya hanya akan ada satu jalur yang digunakan untuk mengirim data, sementara yang lainnya akan menjadi jalur cadangan.

Ketika jalur yang digunakan untuk mengirim data tersebut mengalami down, maka STP akan membuka port yang diblok tadi. Pengiriman data akan dialihkan ke jalur cadangan sampai jalur utama kembali normal.

Spanning Tree Protocol bekerja di layer 2 OSI. STP biasa digunakan pada switch, router yang menjalankan mode bridge, serta mulitlayer swicth yang berfungsi sebagai switch.


Kelebihan Spanning Tree Protocol (STP)
  1. Menghindari Trafic Bandwith yang tinggi dengan mensegmentasi jalur akses melalui switch.
  2. Menyediakan Backup / stand by path untuk mencegah loop dan switch yang failed/gagal.
  3. Mencegah looping.
Beberapa Istilah pada Spanning Tree Protocol (STP) :

1. Root Bridge

Switch dengan MAC address paling kecil disebut Root Bridge adalah bridge dengan bridge ID terbaik. Dengan STP, kuncinya adalah agar semua switch di network memilih sebuah root bridge yang akan menjadi titik fokus di dalam network tersebut. Semua keputusan lain di network seperti port mana yang akan di blok dan port mana yang akan di tempatkan dalam mode fowarding.

2. Root Port 

Port yang mengarah ke Root Bridge disebut Root Port. Selalu merupakan link yang terhubung secara langsung ke root bridge atau jalur terpendek ke root bridge. Jika lebih dari satu link terhubung ke root bridge maka sebuah cost dari port ditentukan dengan mengecek bandwidth dari setiap link. Port dengan cost paling rendah menjadi root port. Jika banyak link memiliki cost yang sama maka bridge dengan bridge ID diumumkan yang lebih rendah akan di gunakan. Karena berbagai link dapat berasal dari alat yang sama, maka nomor port yang terendahlah yang akan digunakan.

3. Designated Port

Port2 yang tidak mengarah ke Root Bridge disebut Designated Port adalah sebuah port yang telah ditentukan sebagai cost yang terbaik (cost lebih rendah) daripada port yang lain. Sebuah designated port akan ditandai sebagai sebuah fowarding port (port yang akan mem forward frame).

Cara memilih Designated Port
Jika lebih dari satu link dihubungkan ke root bridge maka cost dari port  menjadi faktor yang di gunakan untuk menentukan port mana yang akan menjadi root port. Jadi untuk menentukan port yang akan digunakan untuk  berkomunikasi dengan root bridge. Pertama harus memperhitungkan cost dari jalur tersebut. Cost dari STP adalah sebuah jalur total yang di akumulasi berdasarkan pada bandwidth yang tersedia pada tiap link.

4. Alternative Port

Port2 yang di blok disebut Alternative Port yang artinya port tersebut dalam keadaan blocking dan tidak digunakan untuk mengirimkan data. Port tersebut menjadi alternate port (cadangan) dan akan aktif ketika port di atas nya mengalami down.


Status pada Spanning Tree Protocol (STP) :


1. Blocking
Blocking (memblok) sebuah port yang di block tidak akan meneruskan frame, ia hanya mendengarkan BPDU-BPDU. Tujuan dari status blocking adalah untuk mencegah penggunaan jalur yang mengakibatkan loop. Semua port secara default berada dalam status blocking ketika switch dinyalakan.
2. Listening 
Listening (mendengar) port mendengar BPDU untuk memastikan tidak ada loop yang terjadi pada network sebelum mengirimkan frame data. Sebuah port yang berada dalam status listening mempersiapkan diri untuk memfoward frame data tanpa mengisi tabel alamat MAC.
3. Learning 
Learning (mempelajari) port switch mendengarkan BPDU dan mempelajari semua jalur di network switch. Sebuah port dalam status learning mengisi tabel alamat MAC tetapi tidak memfoward frame data.
4. Fowarding
Fowarding (mem foward) port mengirimkan dan menerima semua frame data pada port bridge. Jika port masih sebuah designated port atau root port yang berada pada akhir dari status learning maka ia akan masuk ke status ini.
5. Disabled 
Disabled (tidak aktif) sebuah port dalam status disabled (secara administratif) tidak berpatisipasi dalam melakukan fowarding terhadap frame ataupun dalam STP. Sebuah port dalam status disabled berarti tidak bekerja secara virtual.


Sumber :
https://www.diaryconfig.com/2017/08/apa-itu-spanning-tree-protocol.html
https://brokenz1.wordpress.com/2010/02/21/spanning-tree-protocol-stp/
https://belajarcomputernetwork.com/tag/root-port/
http://ngoprek-netpro.blogspot.com/2015/07/pengertian-dan-cara-kerja-spanning-tree.html


Comments

Popular posts from this blog

Konfigurasi HSRP (Fail Over) pada Cisco Paket Tracer

PERBEDAAN MODEL KEAMANAN WEP, WPA, WPA2, HOTSPOT LOGIN DAN MAC FILTERING PADA JARINGAN WIRELESS